Label merupakan pasangan key/value yang melekat pada objek-objek, misalnya pada Pod. Label digunakan untuk menentukan atribut identitas dari objek agar memiliki arti dan relevan bagi para pengguna, namun tidak secara langsung memiliki makna terhadap sistem inti. Label dapat digunakan untuk mengatur dan memilih sebagian dari banyak objek. Label-label dapat ditempelkan ke objek-objek pada saat dibuatnya objek-objek tersebut dan kemudian ditambahkan atau diubah kapan saja setelahnya. Setiap objek dapat memiliki satu set label key/value. Setiap Key harus unik untuk objek tersebut.
"metadata": {
"labels": {
"key1" : "value1",
"key2" : "value2"
}
}
Label memungkinkan untuk menjalankan kueri dan pengamatan dengan efisien, serta ideal untuk digunakan pada UI dan CLI. Informasi yang tidak digunakan untuk identifikasi sebaiknya menggunakan anotasi.
Label memungkinkan pengguna untuk memetakan struktur organisasi mereka ke dalam objek-objek sistem yang tidak terikat secara erat, tanpa harus mewajibkan klien untuk menyimpan pemetaan tersebut.
Service deployments dan batch processing pipelines sering menjadi entitas yang berdimensi ganda (contohnya partisi berganda atau deployment, jalur rilis berganda, tingkatan berganda, micro-services berganda per tingkatan). Manajemen seringkali membutuhkan operasi lintas tim, yang menyebabkan putusnya enkapsulasi dari representasi hierarki yang ketat, khususnya pada hierarki-hierarki kaku yang justru ditentukan oleh infrastruktur, bukan oleh pengguna.
Contoh label:
"release" : "stable"
, "release" : "canary"
"environment" : "dev"
, "environment" : "qa"
, "environment" : "production"
"tier" : "frontend"
, "tier" : "backend"
, "tier" : "cache"
"partition" : "customerA"
, "partition" : "customerB"
"track" : "daily"
, "track" : "weekly"
Ini hanya contoh label yang biasa digunakan; kamu bebas mengembangkan caramu sendiri. Perlu diingat bahwa Key dari label harus unik untuk objek tersebut.
Label merupakan pasangan key/value. Key-key dari Label yang valid memiliki dua segmen: sebuah prefiks dan nama yang opsional, yang dipisahkan oleh garis miring (/
). Segmen nama wajib diisi dan tidak boleh lebih dari 63, dimulai dan diakhiri dengan karakter alfanumerik ([a-z0-9A-Z]
) dengan tanda pisah (-
), garis bawah (_
), titik (.
), dan alfanumerik di antaranya. Sedangkan prefiks bersifat opsional. Jika ditentukan, prefiks harus berupa subdomain DNS: rangkaian label DNS yang dipisahkan oleh titik (.
), dengan total tidak lebih dari 253 karakter, yang diikuti oleh garis miring (/
).
Jika prefiks dihilangkan, Key dari label diasumsikan privat bagi pengguna. Komponen sistem otomatis (contoh kube-scheduler
, kube-controller-manager
, kube-apiserver
, kubectl
, atau otomasi pihak ketiga lainnya) yang akan menambah label ke objek-objek milik pengguna akhir harus menentukan prefiks.
Prefiks kubernetes.io/
dan k8s.io/
dikhususkan untuk komponen inti Kubernetes.
Nilai label yang valid tidak boleh lebih dari 63 karakter dan harus kosong atau diawali dan diakhiri dengan karakter alfanumerik ([a-z0-9A-Z]
) dengan tanda pisah (-
), garis bawah (_
), titik (.
), dan alfanumerik di antaranya.
Contoh di bawah ini merupakan berkas konfigurasi untuk Pod yang memiliki dua label environment: production
dan app: nginx
:
apiVersion: v1
kind: Pod
metadata:
name: label-demo
labels:
environment: production
app: nginx
spec:
containers:
- name: nginx
image: nginx:1.7.9
ports:
- containerPort: 80
Tidak seperti nama dan UID, label tidak memberikan keunikan. Secara umum, kami memperkirakan bahwa banyak objek yang akan memiliki label yang sama.
Menggunakan sebuah label selector, klien/pengguna dapat mengidentifikasi suatu kumpulan objek. Selektor label merupakan alat/cara pengelompokan utama pada Kubernetes.
Saat ini API mendukung dua jenis selektor: equality-based dan set-based.
Sebuah selektor label dapat dibuat dari kondisi berganda yang dipisahkan oleh koma. Pada kasus kondisi berganda, semua kondisi harus dipenuhi sehingga separator koma dapat bertindak sebagai operator logika AND (&&
).
Makna dari selektor yang kosong atau tidak diisi tergantung dari konteks, dan tipe API yang menggunakan selektor harus mendokumentasikan keabsahan dan arti dari selektor yang kosong tersebut.
Catatan: Untuk beberapa tipe API, seperti ReplicaSet, selektor label untuk dua objek tidak boleh tumpang tindih dengan Namespace, jika tidak maka controller akan melihatnya sebagai instruksi yang menyebabkan konflik dan akan gagal menentukan berapa banyak replika yang seharusnya tersedia.
Perhatian: Untuk kedua kondisi equality-based dan set-based tidak ada logika operator OR (||
). Pastikan struktur pernyataan filter kamu ikut disesuaikan.
Kondisi Equality-based atau inequality-based memungkinkan untuk melakukan filter dengan menggunakan key dan value dari label. Objek yang cocok harus memenuhi semua batasan label yang telah ditentukan, meskipun mereka dapat memiliki label tambahan lainnya.
Terdapat tiga jenis operator yang didukung yaitu =
,==
,!=
. Dua operator pertama menyatakan kesamaan (keduanya hanyalah sinonim), sementara operator terakhir menyatakan ketidaksamaan. Contoh:
environment = production
tier != frontend
Kondisi pertama akan memilih semua sumber daya dengan key environment
dan nilai key production
.
Kondisi berikutnya akan memilih semua sumber daya dengan key tier
dan nilai key selain frontend
, dan semua sumber daya yang tidak memiliki label dengan key tier
.
Kamu juga dapat memfilter sumber daya dalam production
selain frontend
dengan menggunakan operator koma: environment=production,tier!=frontend
Salah satu skenario penggunaan label dengan kondisi equality-based yaitu untuk kriteria pemilihan Node untuk Pod-Pod. Sebagai contoh, Pod percontohan di bawah ini akan memilih Node dengan label “accelerator=nvidia-tesla-p100
”.
apiVersion: v1
kind: Pod
metadata:
name: cuda-test
spec:
containers:
- name: cuda-test
image: "k8s.gcr.io/cuda-vector-add:v0.1"
resources:
limits:
nvidia.com/gpu: 1
nodeSelector:
accelerator: nvidia-tesla-p100
Kondisi label Set-based memungkinkan memfilter key terhadap suatu kumpulan nilai. Terdapat tiga jenis operator yang didukung, yaitu: in
,notin
, dan exists
(hanya key-nya saja). Contoh:
environment in (production, qa)
tier notin (frontend, backend)
partition
!partition
Contoh pertama akan memilih semua sumber daya dengan key environment
dan nilai production
atau qa
.
Contoh kedua akan memilih semua sumber daya dengan key tier
dan nilai selain frontend
dan backend
, serta semua sumber daya yang tidak memiliki label dengan key tier
.
Contoh ketiga akan memilih semua sumber daya yang memiliki key dari labelpartition
; nilainya tidak diperiksa.
Sedangkan contoh keempat akan memilih semua sumber daya yang tidak memiliki label dengan key partition
; nilainya tidak diperiksa.
Secara serupa, operator koma bertindak sebagai operator AND. Sehingga penyaringan sumber daya dengan key partition
(tidak peduli nilai dari key) dan environment
yang tidak sama dengan qa
dapat dicapai dengan partition,environment notin (qa)
.
Selektor label set-based merupakan bentuk umum persamaan karena environment=production
sama dengan environment in (production)
; demikian pula !=
dan notin
.
Kondisi Set-based dapat digabungkan dengan kondisi equality-based. Contoh: partition in (customerA, customerB),environment!=qa
.
Operasi LIST dan WATCH dapat menentukan selektor label untuk memfilter suatu kumpulan objek yang didapat dengan menggunakan parameter kueri. Kedua jenis kondisi diperbolehkan (ditampilkan sebagai berikut, sama seperti saat tampil pada string kueri di URL):
?labelSelector=environment%3Dproduction,tier%3Dfrontend
?labelSelector=environment+in+%28production%2Cqa%29%2Ctier+in+%28frontend%29
Kedua jenis selektor label dapat digunakan untuk menampilkan (list) dan mengamati (watch) sumber daya melalui klien REST. Contohnya, menargetkan apiserver
dengan kubectl
dan menggunakan equality-based kamu dapat menuliskan:
kubectl get pods -l environment=production,tier=frontend
atau menggunakan kondisi set-based:
kubectl get pods -l 'environment in (production),tier in (frontend)'
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi set-based lebih ekspresif. Sebagai contoh, mereka dapat digunakan untuk mengimplementasi operator OR pada nilai:
kubectl get pods -l 'environment in (production, qa)'
atau membatasi pencocokan negatif dengan operator exists:
kubectl get pods -l 'environment,environment notin (frontend)'
Pada beberapa objek Kubernetes, seperti Service
dan ReplicationController
, juga menggunakan selektor label untuk menentukan kumpulan dari sumber daya lain, seperti Pod.
Kumpulan Pod yang ditargetkan oleh sebuah service
ditentukan dengan selektor label. Demikian pula kumpulan Pod yang harus ditangani oleh replicationcontroller
juga ditentukan dengan selektor label.
Selektor label untuk kedua objek tersebut ditentukan dalam berkas json
atau yaml
menggunakan maps, dan hanya mendukung kondisi equality-based:
"selector": {
"component" : "redis",
}
atau
selector:
component: redis
selektor ini (baik dalam bentuk json
atau yaml
) sama dengan component=redis
atau component in (redis)
.
Sumber daya yang lebih baru, seperti Job
, Deployment
, ReplicaSet
, dan DaemonSet
, juga mendukung kondisi set-based.
selector:
matchLabels:
component: redis
matchExpressions:
- {key: tier, operator: In, values: [cache]}
- {key: environment, operator: NotIn, values: [dev]}
matchLabels
merupakan pemetaan dari pasangan {key,value}
. Sebuah {key,value}
pada pemetaan matchLabels
adalah sama dengan elemen dari matchExpressions
, yang nilai key
nya adalah “key”, dengan operator
“In”, dan array values
hanya berisi “value”. matchExpressions
merupakan daftar kondisi untuk selektor Pod. Operator yang valid termasuk In, NotIn, Exists, dan DoesNotExist. Kumpulan nilai ini tidak boleh kosong pada kasus In dan NotIn. Semua kondisi, baik dari matchLabels
dan matchExpressions
di-AND secara sekaligus – mereka harus memenuhi semua kondisi agar cocok.
Salah satu contoh penggunaan pemilihan dengan menggunakan label yaitu untuk membatasi suatu kumpulan Node tertentu yang dapat digunakan oleh Pod. Lihat dokumentasi pada pemilihan Node untuk informasi lebih lanjut.
Apakah halaman ini berguna?
Thanks for the feedback. If you have a specific, answerable question about how to use Kubernetes, ask it on Stack Overflow. Open an issue in the GitHub repo if you want to report a problem or suggest an improvement.